25 Jan 2013

KISAH KELEBIHAN BERSELAWAT

Ini kisah seorang wali Allah bernama Sufyan As Sauri yang menceritakan satu kisah yang menarik mengenai selawat.

Bila bertawaf mengelilingi kaabah, saya melihat seorang laki-laki, ia membaca selawat kepada Rasulullah SAW.

Saya mendekatinya lalu bertanya: “Mengapa anda meninggalkan bacaan tasbih,tahmid dan tahlil justeru hanya membaca selawat sahaja? Adakah sesuatu berlaku kepada diri anda?

Siapakah anda ini? Tanya orang itu.

Saya Sufyan As Sauri” Jawab saya.

Baiklah akan aku ceritakan.” Aku meninggalkan ayahku untuk mengerjakan haji.
Ketika dalam perjalanan, ayahku sakit dan sakitnya itu membawa kematian. Aku bersedih dengan kematiannya. Wajah ayahku yang tampan itu telah bertukar menjadi hitam legam, aku menutup wajahnya dengan kain. Aku berasa sedih sekali, dan malu jika orang mengetahuinya, sedang ayahku adalah seorang ahli ibadah. Aku terus bertafakkur dan tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi seakan-akan melihat sinar yang semakin mendekati tempatku itu, dan ternyata sinar itu bersumber dari seorang yang sangat gagah lagi tampan. Pakaiannya bersih,wajahnya bersinar terang, baunya harum sekali. Aku tidak pernah melihat orang ini sebelumnya, dan aku belum mengenalinya.
Dia terus menuju kepadaku. Satu-satu langkahnya sehinggalah dia berada di sisiku.

“Ada apa kesusahanmu?” tanyanya. “Ayahku telah meninggal dunia,” aku menangis. Dan belum sempat aku bercerita seterusnya, dia berkata. “Jangan menangis, semua manusia mesti menemui kematian.” “Tapi wajahnya” kataku “Wajahnya hitam legam. Tolonglah aku” aku merayu-rayu terus mengharapkan bantuan sesuatu. Tanpa berbicara apapun lagi, dia terus membuka kain yang menutup wajah ayahku itu, lalu mengusap telapak tangannya pada wajah ayahku. Ajaib sekali, aku hampir tidak percaya apa yang telah berlaku. Wajah ayahku kembali semula putih bersih, dan lebih bercahaya dari asalnya. Apa penawarnya? Sampai perkara yang cukup ajaib ini berlaku.

Dia kemudian mengambil kain tadi dan menutup semula wajah ayahku itu. Kemudian iapun hendak kembali semula dari arah yang ia datang tadi.

Melihat ia akan pergi, dan aku belum lagi tahu siapa orang ini, maka aku segera memegang bajunya seraya bertanya, siapakah tuan yang telah menolong ayahku ini? Dia tersenyum dan kelihatan nur dan cahaya bersinar dari senyumannya. Wajahnya seperti bulan purnama. “Aku ini Muhammad” jawabnya. “Muhammad siapa”? aku meminta penerangan lagi.

“Muhammad, Rasulullah. Akulah pembawa Al Quran” jelasnya. Aku terduduk dan terpinga-pinga untuk menikmati wajahnya yang mulia. Inilah dia Rasulullah, aku berkata dalam hatiku, lisanku kelu, tidak berkata apa-apapun.

“Ayahmu ini terlalu banyak membuat sia-sia di dalam hidupnya, namun begitu dia selalu membaca selawat dan salam kepadaku. Ketika ia mengalami hal buruk ini, ia memohan kepada ku untuk membantunya, maka aku datang ini untuk membantunya, dan aku selalu menolong orang yang selalu membaca selawat dan salam kepadaku” jelasnya.

Pada saat itulah aku terkejut dari mimpiku itu, dan aku terus teringat apa yang telah berlaku di dalam mimpi itu. Aku terus membuka kain yang menutupi wajah ayahku itu, dan betullah seperti yang berlaku di dalam mimpi tadi, bahawa wajah ayahku telah kembali putih bersih dan bercahaya lebih dari mulanya.

Tiada ulasan: