28 Okt 2008

NYANYIAN OMBAK





Kau campakkan
Dan kau terlantarkan
Kembang yang kupersembahkan kepadamu
Sepenuh hati

Kau diamkan
Bahkan kau tinggalkan
Aku yang tertegun di dalam rindu
Di dalam sepi

Benarkah telah kering kasih sayang di jantungmu
Layaknya musim ini
Berkaca pada sikapmu
Ranting-ranting patah gemertak
Belalang pun terbang mencari hijau
Sisi ladangku tak lagi subur
Untuk tumbuhkan cinta kasihmu

Kau dengarkan
Dan coba renungkan gelombang di laut
Nyanyian rindu
Menikam kalbu.


Terimakasih kepada seorang kawan (perempuan), yang dikenali menerusi Internet yang seringkali berinteraksi dengan saya lewat emel. Jauh dari sudut hati, saya menghargai perkenalan dan persahabatan ini.

Senang sekali berbicara santai dengannya, bertukar fikiran dan berkongsi cerita suka dan duka. Satu perkenalan yang unik tetapi cukup mengesankan.

Buat seorang kawan,

walaupun hadirmu bukan dalam realiti
tapi
kau mengisi realiti hari-hari mendatangku



Nyanyian Ombak, sering membuat saya terpegun mendengar iramanya...tatkala ombak menyentuh bebatuan di pantai dan mengheret pepasir ikut bersamanya, cukup menghiburkan. Saya kira saya boleh berlama-lama di tepian pantai menikmati orkestra dan simfoni ciptaan Allah itu..Indah mengasyikkan dan menginsafkan..

Saat matahari terbenam, menginjak pepasir putih di pantai, di tengah kemilau ombak yang memercik warna kemerahan di permukaan hamparannya, adalah satu detik yang mengusik rasa dan menyentuh jiwa dan ia adalah detik TERINDAH yang Allah ciptakan untuk dinikmati oleh hambaNya.

Tiada ulasan: